materi kurikulum ke 5
A. Esensialisme
Esensialisme
adalah filsafat klasik dan konservatif yang kedua. Esensialisme berakar pada
realisme dan idealism yang muncul sebagai reaksi terhadap filsafat
progresivisme. Aliran idealisme memakai metode induksi dalam pengumpulan dat
untuk mengembangkan prinsip dan generalisasi
baru yang diaplikasikan pada semua konsep kebenaran dan keindahan.
Realism juga mengutamakan hubungan sebab akibat dalam dunia nyata. Adalah ciri
pokok aliran ini untuk memakai pendekatan rasio, melalui berpikir deduktif,
terhadap semua masalah( smith 1965: 18-19). Kaum idealisme beramsusi bahwa
kebenaran terpisah dari individu atau masyarakat tempat kita hidup. Kebenaran
harus didapatkan dan karena itu di anggap bersifat mutlak. Idealisme memberi
tekanan lebih besar aspek intelektual, tetapi mengabaikan aspek fisik sehingga
pendidikan esesialisme focus pada pewaris kekayan kultural yang bermuatan
kebenaran sepanjang abad. Artinya pendidikan harus dapat membawa siswa bergerak
mendekati yang ideal dengan mencotoh guru mendiskusikan ide-ide ( Johnson
1968:32).
Esensialisme
mendasarkan pikiran nya pada lima prinsip utama seperti yang dikemukakan weber
( 1960 ): 1) manusia adalah mahkluk bernalar. 2) pikiran itu terdiri dari
fakulti ( faculty) yang terpisah. 3) tiap fakulti dapat diperkuat melalui latihan.
4) sekali fakulty itu di perkuat, pengaruh nya akan terlihat pada perbuatan
yang bernalar; dan 5) hanya sedikit saja mata pelajaran yang bersifat universal
dan paaling penting ( essensial subjects) (Johnson,1968:23). Prinsip terakhir
ini adalah ide pokok paham ini, bahwa hanya beberapa mata pelajaran essential
dalam kurikulum bagi semua anak.
B. Progresivisme
Progresivisme
bermula sebagai gerakan reformasi umum dimasyarakat dan kehidupan politik di
amerika pada awak akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 ( orsntein dan hunkins,
2013: 184). Progresivisme dikembangkan
berdasarkan filsafat pragmatisme sebagai protes terhadap pendidikan tradisional
perenialisme dan esensialisme. Kedua filsafat tradisional ini, seperti telah
diketahui, lebih mengutamakan intelektual siswa melalui pengajaran mata
pelajaran tanpa mempertimbngkan bakat, minat atau potensi siswa.
Kurikulum
progresif bukan focus pada pengajaran pelajaran, tetapai pada pemberian
kegiatan dan kesempatan belajar kepada siswa untuk memperoleh pengalaman.
Dengan demikian anak harus difasilitasi dan dimotivasi agar dapat di
kontruksikan sendiri realita yang ada( zais 1976:150) bermodalkan pengetahuan
yang telah dipelajari selama ini. Implikasi, kurikulum progresif lebih mengutamakan
proses dari ppada produk, menjadikan mata pelajaran sebagai alat dari apada
sebagai target kurikulum dan siswa diberdayakan sebagai subjek pendidikan bagi
dirinya daripada sebagai objek pengajaran dari gurunya. Pendek kata, kurikulum
progresif terpusat siswa, berorientasi proses, mengutamakan pengalaman melalui
kesempatan belajar relevan dengan tujuan.
C. Nativisme
D. Eksistensialisme
Filsafat
eksistensialisme muncul dari beberapa pemikiran seperti soren kieregaard
(1942), jean paul Sartre (1952), karl jaspers (1952), martin Heidegger (1946),
dan Gabriel marcel (1948) (stone dan Schneider,1971:285). Para filsuf ini,
lanjut stone dan Schneider, menilai nya penting nya pengkajian introspeksi
terhadap diri masing-masing untuk menjawab pertanyaan , “ apa yang memberi
makna pada eksistensis manusia ? dari pada merumuskan sesuatu paanndangan
filosofis, eksistensialis mengkaji kehidupan pada tingkah laku personal
manusia, karena mereka menganggap jagat raya bersikap tak acuh pada nya. Makna
keberadaan nya itu, menurut mereka, tidak diperolehnya dari pelajaran agama
filsafat sosial atau sains. Karena orang tidak bernilai dalam jagat raya ini,
dia hrus mencari keutamaan eksisitensisnya yang absolut melalui diri nya
sendiri.
Mohamad Anshar,2015 kurikulum Hakikat Fondasi, Desain, dan Pengembangan. Jl. Tambra Raya No. 23 Rawamangun. Jakarta 13220
Mohamad Anshar,2015 kurikulum Hakikat Fondasi, Desain, dan Pengembangan. Jl. Tambra Raya No. 23 Rawamangun. Jakarta 13220

Berikan contoh mengenai aliran esensialisme!
BalasHapusKarna tujuan nya mengembangkan kmanpuan intelektual siswa ,mendidik siswa jdi org yg kmpeten mka dpat kita contohkan contoh nya dlam brcerita sejarah mka ank akn mncritakan kmbli apa yg dcrtakan guru nya kpdanya dngm kompeten
HapusCoba berikan contoh eksistensialisme itu seperti apa..dan kaitkan dengan aud.
BalasHapusContoh nya penampilan bakat dengn anak dengan berfikir anak akan mngeluar kan ide2 nya seperti melukis , menari jdi eksistensialisme itu sesuai pengembangan bkat dan minat dsitu anak bebas memilih man yg iya minati
HapusMenurut engga apakah aliran nativisme baik digunakan dalam pendidikan anak usia dini?? Kemukakan alasan engga
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusEsensialisme berakar pada realisme dan idealisme. Pertanyaannya ialah mengapa aliran idealisme memakai metode induksi dalam mengumpulkan data untuk mengembangkan prinsip dan generaralisasi baru??
BalasHapusKarna pendidikan harus dapat membawa anak bergerak mrndekati yang ideal dengn mncontoh guru mendiskusikan ide2
Hapus