materi 15 filsafat aliran antar problema

DIALOG ANTAR ALIRAN ATAS PROBLEMA DAN DILEMATIKA KEHIDUPAN MULTIMENSION

Dialog adalah percakapan mengenai persoalan bersama antara dua atau lebih orang dengan perbedaan pandangan yang tujuan utamanya adalah agar setiap partisipan dapat belajar dari yang lain sehingga ia dapat berubah dan tumbuh. Atau cara melakukan perjumpaan dengan memahami diri sendiri dan dunia pada tingkatan terdalam, membuka kemungkinankemungkinan untuk menggali dan menggapai makna fundamental kehidupan secara individu maupun kolektif dengan berbagai dimensinya. Agama adalah aturan atau tata cara hidup manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Agama dapat mencakup tata tertib upacara, praktek pemujaan, dan kepercayaan kepada Tuhan. Agama juga berfungsi sebagai pedoman hidup manusia, sehingga tercipta suatu hubungan serasi antar manusia dan dengan maha pencipta.
Jadi Dialog antar Agama yang dimaksud dalam skripsi ini adalah pertemuan hati dan pikiran antara pemeluk berbagai agama yang bertujuan mencari titik temu atau kesamaan fundamental dari setiap agama dan kerjasama dalam masalah-masalah yang dihadapi bersama.
Beragama pada era dewasa ini memiliki tantangan tersendiri, karena selain dihadapkan pada makin banyaknya perspektif pemahaman yang berbeda dalam lingkup agama tertentu di satu sisi, di sisi lain umat beragama juga dihadapkan pada realitas beragama di tengah agama orang lain. Budhi Munawar Rachman memberikan deskripsi menarik tentang hal ini dengan mengatakan:
Dialog antar agama merupakan sebuah solusi dan menjadi titik inti dalam perubahan dari kehidupan egosentris ke kehidupan dialogis, karena semua itu akan mengajak diri kita dan orang lain untuk melakukan transformasi agar kita tetap dapat eksis dan terbuka pada orang lain dari dunia yang berbeda. Dialog antar agama adalah suatu cara untuk mencapai kedamaian, akan tetapi ada juga yang menghindarinya, karena untuk menuju dialog antar Agama ternyata terdapat persoalan yang dirasakan oleh pemeluk agama.
Tujuan dialog antar agama adalah pemahaman bukan maksudnya untuk mengalahkan yang lain untuk mencapai kesepakatan penuh atau pada suatu agama universal. Cita-citanya adalah komunikasi untuk menjembatani jurang ketidaktahuan dan kesalahpahaman timbal balik antara budaya dunia yang berbeda-beda. Membiarkan mereka bicara dan mengungkapkan pandangan mereka dalam bahasa mereka sendiri.
Dari realitas yang semakin mengglobal tentang agama dan beragama yang berpadu dengan cepatnya ilmu pengetahuan dalam berbagai perspektif yang multidimensional mengakibatkan semakin beragamnya pemahaman beragama yang semakin lama semakin dinamis. Hal ini tidak bisa terelakkan dikarenakan beragama bukanlah merupakan sikap yang pasif, tetapi akhir-akhir ini beragama lebih dipahami sebagai sikap dialogis intelektual yang proporsional antara manusia, realitas dan Tuhan. Dalam perspektif inilah beragama semakin menemukan momentum untuk bergerak dinamis dan berakselerasi dengan tantangan realitas ruang dan waktu.
Nurcholish Madjid, memberikan alternatif pemahaman tentang beragamnya pola keberagamaan dewasa ini dalam tiga kelompok besar yaitu beragama secara eksklusif, beragama secara insklusif dan beragama secara pluralis. Ketiga pola ini merupakan pengelompokkan pola keberagamaan yang relatif bisa diterima. Beragama secara eksklusif adalah beragama yang secara umum beranggapan bahwa
agamanyalah yang paling benar dan hanya agamanyalah yang mampu memberikan penyelamatan di akherat nanti. Beragama menganut pola ini sering diidentikkan dengan fundamentalisme yang dalam perjalanannya memang memiliki perspektif dan pola yang hampir sama, sedangkan beragama secara inklusif dan pluralis adalah beragama yang lebih terbuka dan mengakui serta memahami eksistensi keanekaragaman teologis.
Keberagamaan atau religiusitas tidaklah merupakan otoritas tetapi perlu diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan bermasyarakat. Aktivitas keberagamaan bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas yang didorong oleh kekuatan batin dan bukan hanya yang berkaitan dengan aktifitas yang tampak oleh mata, tetapi juga aktifitas yang terjadi dalam hati seseorang. Oleh sebab itu keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam dimensi yang saling terkait dengan realitas.




DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/20437/2/BAB_I.pdf
Seyyed Husain Nasr, “Kata Pengantar” Islam dan Filsafat Perenial. Bandung : 1998





Komentar

  1. bagaimana dilematika yang terjadi pada pendidikan paud pada zaman sekarang ?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer