materi filsafat 12
1. PENGERTIAN
REVOLUSI MENTAL
Revolusi
mental: membangun jiwa merdeka menuju bangsa besar” Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi
mental adalah menjadi manusia yang
berrintegritas, mau bekerja keraas, dan punya semangatgotong royong”
revolusi
mental adalah suatu gerakan untuk mengembleng manusia Indonesia agar menjadi
manusia baru, yang berhati putih, berkemaauan baja,bersemangat elang raja wai,
berjiwa apayang menyala-nyala.
Itu
adalh gagasan revolusi mental yang pertama kali di lontarkan oleh presiden
soekarno pada peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi nasional Indonesia
saat itu mandek, padahal tujuan revolusi
untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang seutuh nya belum tercapai.
2. PENDIDIKAN
DALAM REVOLUSI MENTAL
Pendidikaan
revolui mental mewujudkan dalam pendidikaan formal, informal
dan non formal kita. Pertanyaan ini semcam seiring dengan kecemasan kita para
orang tua terhdap masa depan putra-putri
kita, anak generasi masa depan indonesi ketika berhadapan dengan tantangan
globaisasi.
Ada
tiga hal penting yang perlu menjadi focus perhatian dalam pembangaunan
pendidikan kita. Pertama ketersediaan dan kecukupan fasilitas untu menunjang
terlaksananya pendidikan bagi para siswa-siswi disemua daerah Indonesia. Fasilitas
itu tidak hanya masalah-masalah seklah dengan ruang kelass tetapi juga
ketersediaan tenaga pendidikan yang menjadi penentu sukses nya proses belajar
mengajar.
Kedua meningkatkan kualias dan mutu tenaga dan
kependidikan yang professional, memiliki kopetensi dan moralitas yang terujidan
terpuji agar siswa-siswi menemukan keteladanan yang menginternalisasi
kepribadian dan sikap ( afektif ) mereka, mendapat pengetahuan ( kognitif )
yang memanusia kan para siswa-siswi sebagai manusia pembelajar dan memiliki keterampilan yang menjadi bekal
para sisw-siswi dalam menjalan kehidupan
nya masyarakat dan berbangsa.
Ketiga
pengarustamaan kurikulum pendidikan yang memilki basis untuk peningkatan sikap
(afektif), pengetahuan ( kognitif ) dan keterampilan dan terpenting adalah
bagaimana pendidikan melalui kurikulum yang disusun sedemikian rupa akan
mengembangkan mental kepribadaian siswa-siswi untuk merubah dirinya atau
merevolusi dirinhya dengan suatu gerakan nasional revolusi mental disekolah,
dilingkungan masyrakatnya dan dirumah keluarga-keluarga inddonesia.
Kesemua
nya itu menjadi suatu gerakan
pemerintahan bersama masyarakat untuk menjadi wajib belajar itumnjdi satu
kesatuan yang utuh antara keluaraga, masyarakat pemerintahan dan pemerintah
menjadi semua tempat baik itu sekolah
dan semua tempat lingkungan menjai sekolah bagi siswa-siswi dan setiap waktu
adalah proses belajara bagi siswa siswi yang meruakan generasi penerus bangsa
Indonesia.
3. 1. REALISASI SPIRIT REVOLUSI MENTAL DAN NEGARA
Dari uraian yang penulis paparkan dapat
disimpulkan beberapa informasi bahwa:
1. Membangun
Kepribadian Sosial dan Budaya Indonesia Baru harus dilakukan dengan
revolusi mental.
2. Revolusi
mental merupakan gerakan hidup baru bangsa Indonesia dalam upaya mengubah cara
pandang, cara berpikir dan bekerja yang selama ini buruk.
3. Revolusi
mental tersebut dapat dilakukan tidak lagi hanya dengan sosialisasi melainkan
melalui proses pendidikan baik melalui pembelajaran maupun penerapan karakter
yang merupakan kepribadian dan budaya Indonesia yang berlandaskan nilai-nilai
luhur Pancasila.
4. Dengan
dilaksanakannya revolusi mental melalui proses pendidikan tujuan revolusi
mental dapat diwujudkan menjadi kenyataan. Lakukanlah revolusi mental mulai
dari pribadi, rumah tangga, keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan,
melalui pembiasaan setiap hari dengan pendidikan karakter bangsa Indonesia yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila, yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan
karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius,
nasionalis, produktif, dan kreatif.
5. STRATEGI
REVOLUSI MENTAL DAN PENDIDIKAN
Strategi pendidikan
yang telah disusun oleh Pusat Kurikulum Kemendikbud berorientasi pada karakter
ini melalui empat hal yakni pembelajaran (teaching), keteladanan (modelling),
penguatan (reinforcing) dan pembiasaan (habituating). Nilai-nilai dalam
pendidikan karakter diambil dari empat sumber utama yakni: agama, budaya,
Pancasila dan tujuan pendidikan. Kemendikbud juga telah menetapkan 18 nilai
utama dalam pendidikan karakter yakni relijius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja-keras, mandiri, demokratis, ingin-tahu,
semangat-kebangsaan, cinta-tanah-air, menghargai-prestasi, bersahabat/komunikatif,
cinta-damai, gemar-membaca, peduli-lingkungan, peduli-sosial, dan
tanggung-jawab.
Di level sekolah guru
akan menjadi ujung tombak pelaksanaan pendidikan karakter karena mereka yang
langsung berinteraksi dengan anak didik. Guru sesuai asal katanya digugu
(dipercaya) dan ditiru (menjadi tauladan) memegang peranan penting. Selain itu
disadari bahwa bagaimanapun pendidikan karakter ini baru dalam koridor revolusi
mental, jadi pendidikan karakter akan saling terkait dengan aspek lainnya dalam
kehidupan bernegara seperti agama, budaya, sosial, politik dan sebagainya. Oleh
karena itu pendidikan karakter di sekolah saja tidak cukup. Porsi yang besar
justru dari keluarga dan masyarakat. Pembentukan karakter yang mensyaratkan
sistim politik yang sehat, penegakkan hukum yang adil, kesejahteraan masyarakat
yang makin merata dan penghargaan masyarakat atas nilai, norma dan konsititusi
yang sudah disepakati bersama.
Pendidikan diarahkan
pada upaya memanusiakan manusia, atau membantu proses hominisasi dan
humanisasi, maksudnya pelaksanaan dan proses pendidikan harus mampu membantu
peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bernilai tinggi
(bermoral, berwatak, bertanggungjawab dan bersosialitas). Para peserta didik
perlu dibantu untuk hidup berdasarkan pada nilai moral yang benar, mempunyai
watak yang baik dan bertanggungjawab terhadap aktifitas-aktifitas yang
dilakukan. Dalam konteks inilah pendidikan budi pekerti sangat diperlukan dalam
kehidupan peserta didik di era globalisasi ini. Di dalam pembangunan
pendidikan, guru menjadi faktor kunci keberhasilan karena guru memiliki
kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian hasil belajar dan pembentukan
sikap dan perilaku.
Revolusi mental dalam
dunia pendidikan harus secara serius dan sungguh-sungguh dilaksanakan
oleh guru, tenaga pendidik dan kependidikan serta stake
holder terkait, dengan terlebih dahulu menjadi contoh tauladan bagi
generasi masa kini. Peran keluarga, masyarakat dan bangsa secara menyeluruh
yang akhirnya menjadikan hal ini sebagai gerakan nasional akan siap
membumilandaskan revolusi mental dalam membentuk generasi emas, yaitu generasi
yang siap menjadi pemimpin di masa depan, semoga.
DAFTAR PUSTAKA
·
Koesoema, A, Doni, 2011. Strategi
Pendidikan Karakter Revolusi Mental dalam Lembaga pendidikan, Yogyakarta:
Kanisius
·
Latif, Yudi. 2014. Keharusan Revolisi
Mental. Jakarta: Institut Dharma Mahardika.
·
Cholish. A. 2015. Konsep dan
Implementasi Revolusi Mental dalam Perspektif Kebangsaan. Jakarta: Ganggas
Media.

Bagaimna mngaplikasikasikan revolusi mntal pada aud
BalasHapusHarus mmiliki kpla sekolah yg kmitmen dan gru yg cerdas spya bisa mndidik ank dngam baik.Revolusi mental dalam dunia pendidikan harus secara serius dan sungguh-sungguh dilaksanakan oleh guru, tenaga pendidik dan kependidikan serta stake holder terkait, dengan terlebih dahulu menjadi contoh tauladan bagi generasi masa kini. Peran keluarga, masyarakat dan bangsa secara menyeluruh yang akhirnya menjadikan hal ini sebagai gerakan nasional akan siap membumilandaskan revolusi mental dalam membentuk generasi emas, yaitu generasi yang siap menjadi pemimpin di masa depan, semoga.
Hapuscoba jelas kan kenapa Revolusi mental dalam dunia pendidikan harus secara serius dan sungguh-sungguh dilaksanakan oleh guru?
BalasHapusKarna sebagai tauladan bagi anak untuk masa depa bangsa dan negara
Hapus